Segala sesuatu yang Allah ciptakan tidak ada yang sia-sia. Semuanya memiliki hikmah yang luar biasa untuk kita tafakuri. Hanya saja, hikmah akan mampu digali oleh muslim yang mengintegrasikan antara dzikr dan fikr. Hasilnya akan berbuah menjadi lifeskill secara kognitif, afektif, psikomotor maupun konatif, sehingga targetan hidup bisa dicapai dengan gemilang.
Kita fokuskan menggali hikmah dari ayat Allah dari pohon yang hidup di sekitar kita. Ada empat karakter pohon yang tumbuh di sekitar kita yang yogya untuk kita pelajari maknanya. Dimanakah posisi kita saat ini?
Tipe Eceng Gondok
Eceng gondok, sebagaimana kita tahu, hidup di permukaan air. Akarnya menggantung di bawah permukaan air. Jika ada gelombang, eceng gondok akan terbawa kemanapun gelombang itu menuju. Jika ada angin, eceng gondok akan ikut kemanapun angin mengarah dan jika ada hujan, eceng gondok akan goyah kesana kemari tak tentu arah. Simpelnya, eceng gondok tidak memiliki pendirian yang teguh.
Bagaimana dengan muslim? Adakah muslim bertipe eceng gondok? Yupz! Jawabannya ada. Muslim “eceng gondok” mudah sekali terbawa oleh pengaruh dari luar Islam. Keimanannya bisa dibeli dengan sembilan bahan pokok alias sembako gratis. Iming-iming materi yang cukup banyak, bisa menjadi magnet besar untuk memindahkan keyakinannya kepada Allah menjadi kufur. Banyak misionaris kafirin berhasil memurtadkan muslim eceng gondok. Dikuatkan lagi dengan kondisi ekonomi yang lemah di samping aqidah yang melempem sehingga sangat mudah untuk diajak kemanapun dengan syarat segala kebutuhannya bisa dipenuhi. Perut oriented.
Dari sisi amaliah harian bisa kita dapati muslim eceng gondok di sekitar kita. Bahkan mungkin saja kita termasuk ke dalamnya. Tapi mudah-mudahan tidak, ya! Na’ûdzubillāhi min dzālik. Ciri-cirinya bisa dilihat seperti berikut:
- semangat di awal
- loyo di tengah jalan
- malas pada akhirnya
Agar lebih jelas kita pelajari contoh konkritnya. Setelah mengetahui −melalui ta’lim, halaqah, kajian, baca buku, dll.− bahwa qiyamullail merupakan amal yang akan mengantar ke surga dengan penuh sejahtera, banyak yang semangat di awal. Tapi, māsya Allah, di tengah jalan batu besar menghalangi laju amal yang akhirnya qiyamullail pun tak bisa melewatinya dan menjadi hal yang tidak biasa. Padahal sangat dahsyat kekuatan qiyamullail bagi orang yang terbiasa mendirikannya. Selain reward-nya masuk surga dengan sejahtera, kedudukan terhormat pun bisa kita raih di hadapan Allah. “Dan pada sebagian malam hari tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu! Mudah-mudahan Rabb-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isra [17]: 79). Mari berlindung diri kepada Allah dari sifat unconsistent ini. Yā muqallibal qulûb, tsabbit qalbî ‘alā dînika. Wahai Dzat yang membolak-balikan hati, tetapkanlah hatiku (agar selalu konsisten) di dalam agama-Mu.
Tipe Benalu
Benalu tidak memiliki rumah yang jelas. Ia hanya numpang hidup di pohon lain. Ia tidak pandai bersyukur, sudah numpang malah merugikan yang punya rumah. Di pohon manapun ia berada, ia akan menghambat laju pertumbuhan pohon yang ditumpanginya. Simpelnya, benalu selalu bahagia di atas penderitaan pohon lain. Selain itu, ia pun menghambat perkembangan pohon yang ditumpanginya.
Sobat, bagaimana denganmu? Muslim yang muslim kah? Atau muslim yang bukan muslim? Muslim yang muslim adalah orang Islam yang benar-benar menyerahkan dirinya kepada Allah dengan ibadah baik wajib maupun sunat, dan ber-mujahadah membela kalimah Allah yang tinggi. Sedangankan muslim yang bukan muslim adalah orang Islam yang mengaku menyerahkan diri kepada Allah tetapi tidak mau ber-mujahadah dengan ibadah dan tidak ada hasrat meninggikan kalimah Allah, bahkan hendak merekonstruksi syariat yang telah ditetapkan Allah dengan pemikiran-pemikiran bebas yang kebablasan. Muslim yang bukan muslim merupakan muslim benalu yang berbahaya bagi perkembangan dakwah Islam. Mereka mesti di-Up Grade dengan nilai-nilai Quran dan Sunnah agar segala sesuatu disandarkan kepada Yang Mahabenar.
Tipe Lumut
Lumut tumbuh di tempat-tempat yang basah. Tembok basah adalah tempat nyaman baginya. Jika lumut sudah hinggap di sebuah tembok. Ia akan mulai merusak kekokohan tembok tersebut. Akhirnya rapuh lah tembok tersebut dan sangat mudah untuk dirobohkan dengan kekuatan minimal sekalipun.
Muslim lumut secara langsung ataupun tidak, akan menghancurkan eksistensi agama. Mereka berada di ring Islam tetapi kepribadian mereka tidak mencerminkan nilai-nilai Islam. Ilmu hanya dijadikan sebagai komoditas untuk mencari keuntungan dunia. Amal hanya dijalankan demi mendapat simpati orang. Lifestyle tidak diukur dengan tuntunan agama. Akibatnya, kejahatan sosial merajalela di tengah-tengah masyrakat. Perzinahan semakin digandrungi daripada pernikahan. Minuman keras lebih diminati daripada air wudu. Pornografi semakin dicari daripada al-Quran. Olahraga menjadi lebih penting daripada salat. Jelasnya, nilai-nilai Islam tidak diinternalisasikan kedalam diri, tidak direfleksikan menjadi amal, dan tidak diduplikasikan kepada sesama.
Tipe Kelapa
Kelapa memiliki akar yang sangat kuat dan batang yang cukup kokoh. Jangan berani-berani kamu mencabutnya dengan tangan kosong, karena dengan tenaga super sekalipun kamu akan kesulitan dan mungkin kamu tidak akan mampu menggoyahkannya. Kecuali dengan gergaji mesin, itu lain soal.
Hampir seluruh bagian tubuh kelapa bermanfaat untuk manusia bahkan hewan pun ikut menikmatinya. Mulai dari akarnya yang dapat dijadikan jamu –pendapat sebagian orang-, batangnya dijadikan kayu untuk bahan bangunan, daunnya bisa dimanfaatkan untuk membuat ketupat, lidinya untuk membuat sapu, airnya bisa dijadikan pelepas dahaga, dagingnya dijadikan santan, sabutnya untuk bahan bakar, dan tempurungnya dapat dieksplor menjadi aksesoris. Kelapa adalah pohon yang kokoh dan bermanfaat.
Inilah tipe muslim yang ideal menurut al-Quran. Muslim kelapa adalah muslim yang mampu menjaga stabilitas iman, konsisten di dalam amal-amal saleh, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi sesama.
Penulis: Yusuf Awaludin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar