Seorang bernama Khairul Azzam pergi ke Mesir untuk menuntut ilmu, ketika ayahnya meninggal dia harus menanggung ketiga adik perempuannya dan ibunya di tanah air. Akhirnya dia bekerja menjadi seorang tukang tempe di mesir.Saat orang tertidur pulas dini hari atau saat orang lain istirahat dia harus mengolah tempe dan kemudian mengantarkannya kepada para pelanggan yang kebanyakan Ibu ibu yang ada di KBRI mesir.
Saat teman-temannya kuliah Azzam belanja bahan-bahan tempe, bahkan terkadang dia mendapat orderan untuk membuat makanan khas Indonesia lainnya. Dia jalani hidup di mesir selama 9 tahun padahal teman-temnya hanya menyelesaikan studinya selama 4 atau 5 tahun.Di sela- sela kesibukannya menjadi seorang tukang tempe dia selalu menyempatkan diri mengaji, talaqi ( bertemu syekhnya setiap habis shubuh untuk menyetor hafalan qurannya ). Dia tidak malu dengan statusnya sebagai tukang tempe. Padahal mahasiswa Indonesia di mesir rata rata sebagai mahasiswa tulen. Terkesan intelek gitu loh...Inilah sepenggal kisah dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih ( KCB ) yang belakangan di angkat ke layar lebar. Apa hikmah dari cerita ini?
Sahabat, Kita lebih mengenal Muhammad saw. sebagai seorang Rasul, seorang pemimpin masyarakat, pemimpin negara, pemimpin militer. Padahal, tahukah kamu sobat,sebagaian besar kehidupan muhammad saw sebelum menjadi utusan Allah swt adalah sebagai seorang pengusaha. Sisi kehidupan muhammad saw sebagai pengusaha ini luput dari perhatian kebanyakan orientalis, mungkin karena dianggap kurang kontroversial dan tidak menarik dalam perdebatan teologis. Kaum orientalis sering melancarkan serangan terhadap pribadi Muhammad saw tetapi jarang mengkaji secara mendalam perilaku bisnis Nabi saw.. Sebenarnya Muhammad saw merintis karir bisnisnya ketika berumur 12 tahun dan memulai bisnis mandirinya saat berusia 17 tahun. Lalu kita? Saat umur kita sebaya Muhammad saw, apa yang kita lakukan sobat?
Perhatian terhadap aspek bisnis Muhammad saw ini mulai mengemuka seiring dengan munculnya kembali konsep ekonomi islam. Selain membangun kerangka teori ekonomi islam dan berbagai aspeknya, juga dicari tokoh yang dapat dijadikan teladan dalam pengelolaan sumber-sumber ekonomi. Muhamad saw merupakan figur yang tepat dijadikan sebagai teladan dalam bisnis dan perilaku ekonomi yang baik. Beliau tidak hanya memebrikan tuntunan dan pengarahan tentang bagaimana kegiatan ekonomi dilaksanakn, tetapi beliau mengalami sendiri menjadi seorang pengelola bisnis atau wirausaha. Kewirausahaan Muhammad saw ini tidak terjadi begitu saja tetapi hasil dari suatu proses yang panjang dan dimulai sejak beliau masih kecil. Pengalaman masa kecil dapat mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan seseorang. Pengalaman masa kecil juga dapat menimbulkan dorongan dan daya kritis, kemauan mencoba, disiplin dan sebagainya yang akan membantu seseorang mengembangkan rasa percaya diri serta keinginan berprestasi, sebaliknya pengalaman masa kecil juga dapat menyebabkan seseorang untuk tidak melakukan hal-hal tersebut. Untuk menjadi pemimpin atau wirausaha yang tangguh, pengalaman masa kecil itu tidak selamanya positif dan menyenangkan. Menurut penelitian bahwa kerasnya kehidupan masa kecil menimbulkan dorongan untuk memimpin ( Manfred Kets de Vries, 1995 ). Dan bukankah Muhammad saw mempunyai pengalaman yang pahit dengan terlahir sebagai anak yatim. Pengasuhan Muhammad saw yang dipindah dari satu keluarga kepada keluarga lain dan berakhir dibawah pengasuhan Abu Thalib, orang yang paling sederhana hidupnya di tengah komumitas bangsa arab yang serba mewah, sehingga tidak jarang Muhammad kecil harus membantu ekonomi keluarga pamannya dengan bekerja serabutan kepada penduduk mekkah. Pengalaman kecil seperti inilah yang menjadi modal psikologis beliau ketika menjadi seorang wirausahawan di kemudian hari.
Pekerjaan mengembala ternak merupakan pekerjaan yang umum dilakukan oleh calon para nabi dan rasul. Nabi pernah mengatakan “Semua nabi pernah mengembala ternak”. Para sahabat bertanya “Bagaimana dengan Anda ya Rasulullah?". Beliau menjawab, “Allah swt. tidak mengutus seorang nabi melainkan dia pernah mengembala kambing". Sahabat bertanya lagi, “Anda sendiri bagaimana ya Rasulullah?". Beliau menjawab, “Aku dahulu menggembala kambing penduduk Mekkah dengan upah beberapa qirath”. (H.R. Bukhari)
Pekerjaan menggembala ternak merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian leadership dan manajemen yang baik. Para penggembala harus mampu mengarahkan ternaknya ke padang gembalaan yang subur dengan rumput yang menghijau. Di samping itu mereka juga harus dapat mengendalikan hewan ternaknya agar tidak tersesat. Mereka juga harus melindungi ternaknya dari berbagai gangguan dari hewan pemangsa dan para pencuri. Pekerjaan ini tidaklah mudah, karena hewan tidak sama dengan manusia yang punya pendengaran.
Sahabat, begitulah Rasulullah saw. memulai karir bisnisnya. Teladan yang baik untuk kita agar berdikari, berdiri di atas kaki sendiri. Tidak tergantung dari orang tua. Apa yang dimiliki saat ini adalah benar-benar hasil dari jerih payah bukan dari hasil usaha orang tua.
Tidak keren, tidak hebat dan usah bangga jika kamu mendapat atau menggunakan barang bukan hasil usaha tanganmu sendiri. Sebaik-baik yang kita makan atau kita gunakan adalah dari hasil tangan kita sendiri. Bukan hasil minta, apalagi mencuri! Sangat tidak terpuji.
Teman, tidak ada pekerjaan yang hina selama itu didapat dengan cara halal dan dari sumber yang halal. Jika kamu gengsi, kamu akan “mati”. Ingatlah bahwa orang yang mendapatkan sesuatu dari hasil keringatnya adalah lebih baik dan luar biasa daripada mendapatkan sesuatu dari pemberian orang lain.
Apa yang kamu dapatkan dari hasil jualan koran, menjadi pencuci mobil atau motor, menjual pulsa, menjual buku-buku walaupun harus menggelar di pinggir masjid atau trotoar adalah lebih baik daripada kamu mengandalkan pemberian orang tua.
Salah satu wujud berbakti kepada orang tua adalah tidak membebani mereka walaupun anak adalah tanggungan orang tuanya. Renungkanlah teman, selama kamu merasa nyaman dengan keadaanmu sekarang karena merasa cukup dari pemberian orang tua atau lainnya dan kamu tidak mau susah, mana kehebatanmu sebagai anak muda!!
Bangkit, berdiri, berlari...!!! Bukan sikap yang hebat dan bijak jika hanya berpangku tangan atau ugal-ugalan! Tapi bekerjalah dan berkaryalah!
"Sebaik baik usaha adalah usaha tangan seseorang yang bekerja apabila dia mengerjakannya dengan tulus" (H.R. Imam Ahmad). YuyunNurbayan
Referensi:
Teladan Sukses dalam Hidup dan Bisnis, Syafii Antoni alias Nio Gwan Chung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar